Cari Artikel di Blog Ini

Sabtu, 16 Februari 2013

Demi Kedaulatan Indonesia Harus Ambil Alih FIR dari Singapura

Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia, yang baru diresmikan bulan lalu, harus segera melakukan konsolidasi organisasi. Organisasi yang kuat akan memungkinkan LPPNPI bisa mengambil alih Flight Information Region (FIR) yang saat ini dikuasai oleh Singapura.
 
Demi Kedaulatan Indonesia Harus Ambil Alih FIR dari Singapura

Demikian kesimpulan yang didapat dari seminar ”Harapan dan Tantangan Navigasi Penerbangan Indonesia” yang digelar Masyarakat Transportasi Indonesia di Jakarta, Kamis (14/2/2013).

”Wilayah kontrol udara di Indonesia saat ini dikuasai oleh Singapura. Mereka bisa mendapatkan hak untuk mengatur lalu lintas udara karena peralatan mereka lebih modern dan menggunakan satelit. Kini sudah saatnya Indonesia mengambil alih kontrol udara di atas wilayah Indonesia,” kata Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim.

Satgas Koarmatim Hancurkan Ranjau Laut Peninggalan Jepang

Tim Satuan Tugas Demolisi Komando Armada RI Kawasan Timur menghancurkan sebuah ranjau yang diduga peninggalan Jepang saat perang dunia kedua yang ditemukan di sekitar Perairan Pantai Secepit, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Satgas Koarmatim Hancurkan Ranjau Laut Peninggalan Jepang
Ilustrasi Ranjau Laut (foto : kompas.com)

Peledakan ranjau laut seberat 384 kg dan diameter 86 cm itu dilakukan di Pantai Secepit, Batang, Sabtu, dengan disaksikan Panglima Komando Armada RI Kawasan Timur (Pangarmatim) Laksamana Muda (Laksda) TNI Agung Pramono dan Bupati Batang Yoyok Sudibyo.

Keterangan tertulis Dinas Penerangan Koarmatim menyebutkan, Satgas Demolisi Koarmatim yang terlibat penghancuran ranjau terdiri dari Satuan Ranjau, Satuan Komando Pasukan Katak, penyelam, tim Laboratorium Induk Senjata (Labinsen), dan Artileri Senjata Angkatan Laut (Arsenal).

Sering dilalui Kapal Asing TNI AL dipinta Perketat Penjagaan Perairan Natuna

Kapal-kapal perang negara asing diduga sering melintas di Perairan Natuna, namun terkadang tidak terpantau. Untuk itu pemerintah pusat diminta memperketat pengawasan dan tidak menganggap sepele hal tersebut. Sebab, peristiwa ini semakin menunjukkan bahwa perairan Natuna memiliki nilai geopolitik yang tinggi.

Sering dilalui Kapal Asing TNI AL dipinta Perketat Penjagaan Perairan Natuna

Kepala Bakesbanglinmaspol Pemkab Anambas, Baharuddin Thalib, yang pernah bertugas di Pulau Subi, Natuna ini mengatakan hal itu kepada wartawan beberapa waktu lalu di Batam.

Kata Baharuddin perairan Natuna yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan ini selalu diincar oleh negara asing, atau banyak negara yang sangat berkepentingan dengan wilayah tersebut. Apalagi, lanjutnya, konflik kepemilikan Pulau Spratly yang diperebutkan Cina, Filipina, Vietnam dan Taiwan belum juga tuntas.

TNI AU Segera Fungsikan Lanud Gading

Jika tidak ada aral, tahun ini Lanud Gading, Playen digunakan sebagai pangkalan TNI AU. Pesawat latih dari Jogjakarta akan banyak beterbangan di sana. Masyarakat diminta menjaga keamanan aset negara tersebut. Kepala Dinas Operasi Lanud Adi Sucipto Kolonel Penerbangan Minggit Tribowo mengatakan persiapan operasionalisasi masih terus dilakukan. Sekarang, pihaknya tengah menunggu perlengkapan navigasi dari dinas perhubungan. Sebab pembangunan bandara ini hasil kerjasama TNI AU dan pemerintah daerah. 

TNI AU Segera Fungsikan Lanud Gading


“Harapannya, kalau sudah selesai, tahun ini akan segera kami fungsikan,” katanya di sela memantau terjun payung Paskhas TNI AU di Lanud, Gading, Playen (14/2). Pemanfaatan Lanud Gading sebagai pangkalan TNI AU dengan pertimbangan Lanud Adi Sucipto sudah terlalu padat. Mengenai terjun payung, Minggit mengatakan pesertanya 52 penerjun Paskhas dan 11 tim Federasi Aero Sport Indonesia (Fasi) dibawa dengan pesawat Hercules. Selain menjajal pangkalan udara, terjun payung juga sekaligus mengenalkan kepada masyarakat bahwa ada fasilitas lapangan udara di Gading. “Kami berharap masyarakat menjaga kemananan karena ini merupakan aset yang kami kelola,” pintanya.

Spanyol Minati Kerjasama Industri Kapal Militer dengan Indonesia

Ini kabar baik bagi industri dan BUMN pertahanan Indonesia. Pemerintah Spanyol menaruh minat untuk menjadi konsumen dan mitra produk-produk alutsista Indonesia.

Ini disampaikan Menhan Spanyol Pedro Morenes Eulate saat bertemu Menhan Purnomo Yusgiantoro di kantornya Rabu (13/2).  Pertemuan berlangsung tertutup dengan didahului upacara penyambutan militer.


Spanyol Minati Kerjasama Industri Kapal Militer dengan Indonesia

Dalam pertemuan itu, kedua menteri membahas sejumlah strategi pertahanan negara, seperti peningkatan pendidikan, perencanaan, inovasi, dukungan logistik, hingga akuisisi produk pertahanan. "Kita setuju untuk memperkuat kerja sama. MoU mencakup atensi kedua negara untuk memfasilitasi peningkatan kerja sama yang telah dibangun sejak 2007,"ujar Menhan Purnomo usai pertemuan.

Prediksi Pengadaan Alutsista MEF Tahap II

Program modernisasi persenjataan TNI untuk memantapkan postur tentara modern sedang berlangsung menuju penyelesaian babak pertama.  Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro baru-baru ini mengatakan sampai dengan akhir tahun 2014 program yang dikenal dengan sebutan MEF (Minimum Essential Force) akan mencapai 38% dari nilai target MEF.  Itu artinya pada babak kedua nanti yang berlangsung selama 5 tahun berikutnya akan dikejar penyelesaian target 62% MEF yang digadang-gadang itu.
 
Prediksi Pengadaan Alutsista MEF Tahap II

Pemerhati pertahanan UI Andi Widjajanto memprediksi bahwa anggaran militer untuk MEF kedua tahun 2015-2019 akan mencapai US$20 Milyar.  Kalau kita membandingkan dengan anggaran MEF  tahap I tahun 2010-2014 yang mencapai US$ 15 milyar dengan pencapaian 38%, maka angka 20 milyar dollar AS itu sebanding dengan target sisa 62% yang ingin dicapai.  Titik kritis dari perjalanan mencapai target 100% pada “babak kedua” nanti ada pada pengambil kebijakan yang nota bene pemerintahan baru pasca 2014. Jika pemerintahan baru nanti “senafas” dengan yang sekarang meski figur beda atau punya ide yang sama untuk menyelesaikan target MEF TNI, diniscayakan perjalanan MEF akan sesuai dengan harapan kita semua.



Jumat, 15 Februari 2013

Speed March, Tingkatkan Ketahanan Pisik Prajurit

“Speed March ini juga bertujuan agar kita tidak terbuai oleh rutinitas dalam menjalankan tugas dan selama dalam perjalanan selalu menjaga kekompakan serta laksanakan dengan penuh semangat”.

Prajurit Lanud Iswahjudi saat melaksanakan latihan Speed March
Prajurit Lanud Iswahjudi saat melaksanakan latihan Speed March

UNTUK melatih ketahanan dan kemampuan pisik, ribuan prajurit Lanud Iswahjudi melaksanakan Speed March, yang dipimpin langsung oleh Komandan Wing 3 Kolonel Pnb Tedi Rizalihadi, Jumat (15/2/2013).

Kegiatan yang diikuti segenap pejabat Lanud Iswahjudi dan Insub tersebut mengambil start dari Batalyon 463 Paskhas, sebagai bagian dari pembinaan personel khususnya personel Lanud Iswahjudi dalam hal pembinaan pisik.

Optimisme Riset Pesawat Tempur KFX/IFX

Pembangunan pesawat tempur generasi baru berkemampuan siluman KFX/IFX merupakan projek prestisius dalam bidang militer antara Korea Selatan dan Indonesia saat ini dalam tahap pengembangan. Projek prestisius ini telah menimbulkan optimisme luar biasa bagi semua yang terlibat dalam projek ini, bahkan akan selalu menjadi topik hangat di kalangan military enthusiast hingga suatu saat nanti pesawat ini terwujud dan dioperasikan oleh kedua negara.

Optimisme Riset Pesawat Tempur KFX/IFX


Ditengan optimisme yang begitu menggebu rintangan ternyata sudah menghadang, adalah Korea selatan yang merasa galau untuk menunggu terwujudnya pesawat tempur canggih hasil risetnya, ini memang cukup beralasan karena sekeliling mereka semuanya sudah menggunakan pesawat generasi kelima, Jepang, China dan Rusia. Sedangkan riset KFX/IFX yang sedang dikembangkan adalah generasi empat setengah. Mereka merasa mereka perlu untuk memiliki pesawat generasi lima (sheath/siluman). Korsel akan membeli pesawat generasi kelima keluar, hal ini berdampak terhadap keberlangsungan projek KFX/IFX dimana Korset memotong akngaran riset untuk tahun 2013 ini. meskipun begitu nanti offset pembelian pesawat generasi 5 itu, digunakan untuk membangun KFX. Makanya mereka mencari offset industri. yaitu dengan FX-III.

Dengan tersiarnya kabar yang mengejutkan sehubungan Korea Selatan akan menunda atau memotong anggaran pembiayaan KFX/IFX di tahun 2013, wajar rasanya jiga rasa pesimis pun datang menghantui. Akan tetapi, Kementrian Pertahanan, sebagai pemangku kebijakan justru merasa tetap optimis dengan kelanjutan proyek KFX/IFK.

Prajurit TNI dan Tentara Prancis Latihan Bersama di Libanon

Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bersagbung dalam Satgas Indobatt (Indonesian Battalyon) Kontingen Garuda XXIII-G/UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) dan Prajurit Tentara Prancis yang bergabung dalam Batalyon Perancis (Francbatt) melaksanakan latihan bersama selama empat hari, tanggal 13-16 Februari 2013 di sekitar AOR (Area of Responsibility) Indobatt, Lebanon Selatan. Kontingan Indonesia dan Prancis saat ini sama-sama menjalankan misi perdamaian PBB di Lebanon.

Prajurit TNI dan Tentara Prancis Latihan Bersama di Libanon

Upacara pembukaan latihan bersama dipimpin oleh Komandan Satgas Indobatt, Mayor Inf. Lucky Avianto dalam suatu upacara militer, bertempat di Lapangan Soekarno Markas Indonesian Battalyon, UN Posn 7-1, Adshid al-Qusayr, Lebanon Selatan, Rabu (13/23).

Hadir pada upacara pembukaan yaitu Wakil Komandan Satgas Indobatt, Mayor Inf. Pio L. Nainggolan, para Kepala Seksi, Komandan Kompi, Perwira Staf, 4 Pleton Pasukan Indobatt dan 1 Pleton dari Francbatt dibawah kendali Kapten A. Coincy.

Kamis, 14 Februari 2013

Eskalasi di Lebanon Meningkat, Prajurit TNI Masuk Bungker

 KONDISI keamanan di wilayah daerah misi di Lebanon meningkat, bahkan Head Quarter (HQ) UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) yang tengah melaksanakan misi perdamaian PBB juga merasakan imbas dari meningkatnya status keamanan ini, Selasa (12/2/2013).

Eskalasi di Lebanon Meningkat, Prajurit TNI Masuk Bungker

Satgas Indo FPC (Force Protection Company) TNI Konga XXVI-E2/UNIFIL sebagai penanggung jawab keamanan HQ UNIFIL, khususnya Green Hill Area langsung mendapatkan perintah untuk menambah perkuatan di semua sektor sesuai dengan Standart Operational Procedur yang ada.

Setelah Dansatgas FPC TNI Mayor Inf Yuri Elias Mamahi menerima perintah tentang perubahan Alert Status dari merah ke hitam, beliau langsung memberikan perintah kepada Duty Officer untuk membunyikan sirene sebagai tanda bahwa telah terjadi peningkatan Alert Status.

Ketika Pasukan Gerilya Pak Dirman Disergap P-51 Mustang

Pada bulan Desember 1948 militer Belanda yang masih bercokol  di Indonesia khususnya di Pulau Jawa melancarkan agresi militer kedua bersandi Operation Kraai. Serbuan militer yang dirancang oleh Kepala Staf Angkatan Darat Belanda yang berkuasa di Indonesia, Jenderal Simon Spoor, itu langsung menggegerkan rakyat Indonesia yang baru tiga tahun memproklamirkan kemerdekaan.

Ketika Pasukan Gerilya Pak Dirman Disergap P-51 Mustang

Agresi militer Belanda kedua  yang disebut sebagai Aksi Polisional (Politionele Acties)  yang dilancarkan pada 19 Desember 1948 itu diklaim militer Belanda sebagai upaya melumpuhkan aksi kekerasan yang terus berlangsung sejak Perjanjian Linggarjati di Istana Merdeka, Jakarta  pada 15 Desember  1946 disusul kesepakatan damai melalui  Perjanjian Renville. Salah satu poin Perjanjian Linggarjati adalah Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia  yang meliputi Pulau Jawa, Sumatra, dan Madura.

Sistem Pertahanan Udara Komposit TD-2000B Jalani Uji Coba

Suasana pengujian sistem pertahanan udara TD-2000B (all photos : PussenArhanud, Kaskus Militer)

Uji terima ulang Sista Hanud Terintegrasi TD-2000B Rudal Meriam

Uji terima ulang Sista Hanud Terintegrasi TD-2000B Rudal Meriam dilaksanakan pada hari Selasa 29 Januari 2013 dan Senin 4 Februari 2013 di Balai Produksi dan Pengujian Roket (BPPR) LAPAN dan Pangkalan TNI AU, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Moderniasasi Alutsista TNI AD dilakukan Secara Bertahap

Kepala Staf TNI AD (Kasad), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, mengatakan sejumlah alat utama sistem senjata (alutsista) di lingkungan TNI AD perlu diganti, dan pembeliannya dilakukan bertahap. Alutsista yang akan dibeli tersebut dikaitkan dengan fungsi organisasi dalam sistem pertahanan dan keamanan yang dijalankan guna menjaga keutuhan NKRI.

Moderniasasi Alutsista TNI AD dilakukan Secara Bertahap

"TNI AD mendapatkan anggaran 14 triliun rupiah untuk membeli dan menyempurnakan alutsista setelah mendapatkan persetujuan dari DPR," kata Kasad seusai meninjau alutsista Kodam I Bukit Barisan di Medan, Rabu (13/2).

Edhie mengungkapkan anggaran 14 triliun rupiah tersebut disetujui dan dialokasikan DPR untuk kepentingan pengadaan alutsista untuk saat ini. Namun, ia enggan menanggapi mengenai tingkat kecukupan anggaran tersebut untuk membeli dan menyempurnakan alutsista. "Kalau negara menyiapkan 14 triliun rupiah, saya harus mengamankan pada saat pengadaan 14 triliun rupiah," kata mantan Pangkostrad itu.

Parlemen - Kasus Terbakarnya KRI Klewang Jangan Terulang Kembali

Anggota Komisi I DPR Hayono Isman meminta peristiwa terbakarnya kapal perang pesanan TNI Angkatan Laut, KRI Klewang-625 di dermaga Pangkalan TNI AL Banyuwangi, Jatim September 2012 lalu tidak boleh terulang lagi.
Parlemen - Kasus Terbakarnya KRI Klewang Jangan Terulang Kembali
KRI Klewang 625 Padasaat Launching

Apalagi status kapal tersebut belum menjadi milik TNI Angkatan Laut karena belum diserahterimakan. Namun ia juga berharap, kapal jenis itu tetap dapat diproduksi kembali sebagai upaya modernisasi alutsista TNI AL khususnya.

"Kita sampaikan apresiasi terhadap investor yang mau membuka pabrik pembuatan kapal bagi TNI yang dibangun di Banyuwangi, Jatim tersebut. Meskipun ya mamang kita prihatin dengan terbakarnya kapal perang KRI Klewang itu, tetapi bukan berarti perusahaan itu divonis mati," ujar Hayono Isman di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (13/2).

Rabu, 13 Februari 2013

Asia Tenggara Mulai Agresif Beli Senjata

Tidak hanya Indonesia yang tengah giat memperkuat alat utama sistem persenjataan. Tetangga-tetangganya di Asia Tenggara pun belakangan ini mempercanggih persenjataan mereka.

Kapal Selam Kilo Class pesaman Vietnam Tengah dikerjakan di Rusia
Kapal Selam Kilo Class pesaman Vietnam Tengah dikerjakan di Rusia
Menurut kantor berita Reuters, dengan bersumber dari sejumlah lembaga pengamat, setidaknya ada tiga negara ASEAN yang tengah memperkuat Alutsista. Indonesia sedang membeli sejumlah unit kapal selam dari Korea Selatan dan sistem radar maritim dari China dan AS. Vietnam pun menambah kapal selam dan jet tempur Rusia.

Singapura tak ketinggalan. Negeri mungil itu berstatus importir senjata terbesar kelima di dunia dan terus menambah persenjataan yang canggih. Mengantisipasi pengembangan kekuatan militer China dan juga didukung pertumbuhan ekonomi yang sedang pesat, negara-negara Asia Tenggara lagi jor-joran membelanjakan anggaran militer demi memperkuat jalur pelayaran, pelabuhan, dan batas-batas maritim yang vital bagi aliran ekspor dan energi.

Kemampuan Kapal Cepat Rudal (KCR) Buatan Nasional Sangat Memuaskan

Kapal Cepat Rudal (KCR) produksi dalam negeri yang berada di bawah jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) berhasil mengikuti Latihan Geladi Tugas Tempur (Glagaspur) Tingkat III/L-3 dengan mencapai nilai kualitatif cukup memuaskan.

Manuver Kapal Cepat Rudal (KCR) dalam  Latihan Geladi Tugas Tempur (Glagaspur) Tingkat III/L-3 (foto : koarmabar)

KCR tersebut yakni KRI Clurit (CLT-641), KRI Kujang (KJG-642), dan KRI Beladau (BLD-643). Ketiga KCR tersebut merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat.

Ketiga kapal perang yang dilengkapi dengan Sensor Weapon Control (Sewaco) dan Close in Weapon System (CIWS) ini sehari-harinya berada di bawah pembinaan Satuan Kapal Cepat (Satkat) Koarmabar dengan Komandan Kolonel Laut (P) Dafit Santoso.

Tim Angkatan Udara AS Survei Lanud Iswajudi Terkait Hibah Pesawat F-16

Guna mempercepat pencapaian program Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essestial Force/MEF). Tim United States Air Force (USAF) atau Angkatan Udara Amerika Serikat melakukan survei ke Lapangan Udara Iswahjudi di Madiun, terkait hibah pesawat tempur F-16, Selasa (12/2). Tim USAF diterima langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Marsekal Pertama TNI Yuyu Sutisna.

Tim Angkatan Udara AS Survei Lanud Iswajudi Terkait Hibah Pesawat F-16
Amerika Serikat Segera Mengirimkan Pesawat Temput F-16

Marsma TNI Yuyu Sutisna mengatakan, hibah pesawat tempur F-16 merupakan bentuk kerja sama di bidang keamanan kawasan dan dalam kerangka perjanjian kemitraan komprehensif antara pemerintah Indonesia dengan Amerika serikat.

Lebih lanjut, Marsma TNI Yuyu Sutisna menambahkan, semoga dengan telah dilakukan survei di Lanud Iswahjudi oleh tim dari USAF, mampu memberikan masukan demi kelancaran pelaksanaan hibah pesawat tempur F-16.

Selasa, 12 Februari 2013

Indonesia Sudah mampu Membuat Senjata Nuklir

Indonesia Tidak Akan Pernah Buat Senjata Nuklir

Indonesia berkomitmen untuk tidak menggunakan teknologi nuklirnya untuk membuat senjata nuklir. Indonesia pun dianggap berhak untuk meminta kompensasi dari negara-negara maju atas komitmennya tersebut.
Indonesia Sudah mampu Membuat Senjata Nuklir
Ilustrasi

"Indonesia sudah berkomitmen untuk tidak membuat senjata nuklir. Indonesia hanya akan menggunakan teknologi nuklirnya untuk hal-hal yang bermanfaat untuk manusia dan kemanusiaan," ujar anggota Komisi I DPR, M. Nadjib, di sela-sela seminar Kawasan ASEAN Tanpa Senjata Nuklir di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (12/2/2013).

"Dengan komitmennya itu Indonesia berhak untuk mendapatkan kompensasi dari negara-negara maju yang mendukung pemusnahan senjata nuklir," lanjut Nadjib.

Riset KFX/IFX Memasuki Tahap Engineering Manufacturing Development

Ajakan Pemerintah Korea Selatan yang disampaikan pertengahan 2010 di Jakarta diterima dengan senang hati oleh Kementerian Pertahanan Indonesia. Karena memang punya keinginan memenuhi kebutuhan alut sista secara mandiri, ajakan membuat pesawat tempur generasi 4,5 tersebut disambut bak peluang emas. Kedua pihak menyadari kemandirian di bidang pertahanan bisa memperkokoh industri dalam negeri, memangkas ketergantungan pada sistem senjata strategis dari  luar dan mendongkrak deterrent sistem pertahanan nasional. Meski gayung sudah bersambut, namun merealisasikan jet tempur berkode KFX/IFX ini tak semudah membalik telapak tangan. Berikut laporan A. Roni Sontani dan A. Darmawan tentang status terkini dari program yang amat prestisius ini,  langsung dari “dapurnya”.

Riset KFX/IFX Memasuki Tahap Engineering Manufacturing Development


Singkat cerita, proyek bilateral ini sudah berjalan dan berlangsung lebih kurang satu setengah tahun. Selama kurun waktu tersebut  konsep jet tempur masa datang generasi 4,5 ini telah diurai dan disusun menurut kebutuhan operasional sistem pertahanan Korea dan Indonesia. Program dikatakan menelan anggaran 8 miliar dolar AS, dimana Indonesia akan menanggung 20 persen sementara sisanya akan dipikul Korea. Dalam perjanjian juga disepakati, Indonesia berhak membeli 50 unit pesawat, sementara Korea Selatan 150 unit. Dan, jika pesawat ini dibeli negara lain, kedua pihak akan berbagi royalti.

Blueprint Marder - Tank Medinum Nasional Mendekati Kenyataan

Keinginan Indonesia untuk membuat tank medium nasional semakin mendekati kenyataan, berkat pembelian 100 MBT leopard 2 dan 50 IFV Marder 1A3 ternyata pemerintah Jerman juga menyetujui Transfer of Technology (ToT) pembuatan tank kelas medium dan memberikan blueprint Tank IFV Marder kepada Indonesia.  

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2xwyIia85p2i5bIF6Os-2NqApbBoXVaXtUtuDOs_oES4JjdRh6Ks8GaC0j9w-ehyPUP4UZ9lgwop_BQfYwYcNU0BUt9_ErhmaK9cNBCAOMVvqM5JxSyyrR5rKEc0X_ncPGRGun6FKrAM/s1600/marder_tank-2.jpg

PT Pindad dengan asistensi Rheinmetall Jerman akan membuat line produksi dari tahap awal hingga jadi, dimana pasokan bahan baku logamnya akan disuplai oleh PT Krakatau Steel yang diharapkan mampu membuat spesifikasi logam dengan tingkat kekerasan mampu memenuhi armor harness Marder buatan  PT Pindad nantinya. 

Untuk urusan persenjataan kemungkinan besar akan mengunakan Turret Hitfact 105- 120 mm Oto Melara. Dengan bobot yang lebih ringan dan rendahnya recoil force, turet ini menghasilkan tenaga tembakan yang besar untuk menghancurkan main battle tank secara akurat. Turret Hitfact 105 – 120 mm memiliki sejumlah keunggulan karena meriam maupun senjata mesinnya telah terintegrasi. 

TNI AD Berencana Beli 20 Helikopter Black Hawk dari AS

TNI Angkatan Darat (AD) akan membeli 20 unit helikopter tempur jenis Black Hawk dari Amerika Serikat untuk memperkuat alat utama sistem persenjataan (alutsista).

“Saya sedang berkomunikasi dengan satuan pembuat atau negara pembuat, Insya Allah kalau diizinkan dan data itu ada, kami akan membeli Black Hawk 20 unit dari Amerika,” kata KSDA, Jenderal TNI Pramono Edi Wibowo, kepada wartawan di Makodam Iskandar Muda Aceh, Senin (11/2/2013).


TNI AD Berencana Beli 20 Helikopter Black Hawk dari AS
 Helikopter Black Hawk

TNI AD, kata dia, juga memesan 20 unit helikopter serba guna jenis Bell 412 EP. Dari 20 unit yang dipesan, 10 unit di antaranya sudah kelar.

Wamenhan : Indonesia Perlu Komponen Cadangan

Wakil Menteri Pertahanan Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Indonesia memerlukan komponen cadangan untuk mengantisipasi ancaman non-militer yang dihadapi bangsa dan negara yang tidak bisa dilawan dengan persenjataan.


"Komponen cadangan sumber daya manusianya adalah warga negara sipil untuk bela negara tapi bukan wajib militer," kata Sjafrie Sjamsoeddin dalam diskusi Yellow Forum for Young Leader (YFYL) bertema "Urgensi Penguatan Sistem Pertahanan Indonesia" di Jakarta, Senin.

Menurut dia, wacana komponen cadangan ini perlu disikapi dengan militansi masyarakat untuk menguatkan nasionalisme.

Ia mencontohkan, bangsa Indonesia saat ini menghadapi ancaman bahaya narkoba serta penetrasi budaya asing yang memberikan dampak negatif.

KRI Diponegoro-365 Kembali KJlankan Misi Perdamaian

Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Diponegoro-365 kembali dipercaya menjalankan misi perdamaian dunia di Lebanon yang tergabung dalam Satuan Tugas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-E/UNIFIL tahun 2013.

KRI Diponegoro-365
KRI Diponegoro-365
 
Upacara pembukaan penyiapan Satgas Maritim UNIFIL itu dilaksanakan di Gedung Pusat Latihan Kapal Perang, Kolatarmatim, Ujung, Surabaya, Senin, dengan dipimpin Wakil Asisten Operasi Panglima TNI Laksamana Pertama TNI Widodo.

Satgas Maritim yang terlibat pada penyiapan ini sebanyak 100 orang prajurit, termasuk personel pendukung dari Pusat Penerbangan Angkatan Laut Juanda (kru helikopter), perwira kesehatan, Kopaska, intelijen, dan penerangan.

Misi perdamaian dunia ke Lebanon kali ini merupakan yang kedua dijalankan KRI Diponegoro-365 dari satuan kapal Eskorta Koarmatim, setelah yang pertama pada 2009 tergabung dalam Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-A/UNIFIL.

Parlemen - Penguatan Alutsista Harus diikuti Kesejahteraan

Anggota Komisi I DPR RI Tantowi Yahya mengatakan penguatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) harus diikuti dengan peningkatan kesejahteraan prajurit.

"Karena sehebat apapun alutsista yang dimiliki jika tidak diikuti dengan kesejahteran prajurit maka tidak akan dimanfaatkan secara optimal," kata Tantowi Yahya pada diskusi Yellow Forum for Young Leader (YFYL) bertema "Urgensi Penguatan Sistem Pertahanan Indonesia" di Jakarta, Senin.


Parlemen - Penguatan Alutsista Harus diikuti Kesejahteraan

Menurut Tantowi, relevansi dari kesejahteraan prajurit adalah adalah militansinya, sehingga jika para prajurit TNI belum sejahtera maka dikhawatirkan loyalitas dan militansinya akan rendah.

Politisi Partai Golkar ini mencontohkan, uang lauk-pauk prajurit TNI Rp45.000 per hari atau tiga kali makan.

Senin, 11 Februari 2013

Kemenhan Bantah Militer Indonesia Paling Korup di Dunia

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) memberikan tanggapan atas pernyataan salah satu lembaga survei internasional Transparency International (TI) yang berpusat di Inggris.

Dalam laporan survei tersebut dinyatakan bahwa Indonesia mendapatkan nilai jelek dalam indeks korupsi di sektor pertahanan (Government Defense Anti Corruption Index).


Kemenhan Bantah Militer Indonesia Paling Korup di Dunia


Hasil survei yang dirilis Januari 2013 lalu
dari skala A-F lembaga survei ini memberikan nilai E bagi Indonesia, dimana A adalah nilai terbaik dan F adalah terburuk. Negara lain yang juga mendapat nilai E, antara lain Afghanistan, Irak, Uganda, Zimbabwe, dan Filipina. Sedangkan, negara yang mendapat F antara lain Libya, Mesir, dan Kamerun.

15 Prajurit TNI Ikuti Farewell Ceremony di Haiti

Sebanyak 15 prajurit TNI (1 Regu Pasukan Bersenjata dan 3 Orang Pembawa Bendera) yang tergabung dalam Satgas Kizi TNI Konga XXXII-B/MINUSTAH  mengikuti kegiatan Farewell Ceremony SRSG (Special Representative Secertary General) MINUSTAH (Mission des Nations Unies pour la Stabilisation en Haïti) yang dipimpin oleh Force Commander MINUSTAH Mayor Jenderal Fernando Goulart, bertempat di Brazillian Battalion 1 (Brabat 1) Camp, Port Au Prince – Haiti, Minggu (10/2/2013).


Kegiatan Farewell Ceremony dilaksanakan sebagai upacara pelepasan bagi pejabat SRSG, Mr. Mariano Fernandez yang dalam waktu dekat ini akan mengakhiri tugasnya sebagai pejabat SRSG MINUSTAH di Haiti, dan selanjutnya jabatan tersebut akan diserahterimakan kepada pejabat yang baru.

Presiden - Indonesia Akan Kirim Batalyon ke Sudan

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Sudan, Omar Hassan di sela-sela kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-12 di Kairo, Mesir, Rabu (6/2) kemarin. Dalam pertemuan tersebut, Presiden SBY menyampaikan kesiapan batalyon RI untuk membantu menjaga keamanan di wilayah Sudan.

Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-C/United Nation Interim Force in Lebanon (UNIFIL) berbaris sebelum pelepasan keberangkatan KRI Sultan Iskandar Muda-367 di Dermaga Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/9).
Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-C/United Nation Interim Force in Lebanon (UNIFIL) berbaris sebelum pelepasan keberangkatan KRI Sultan Iskandar Muda-367 di Dermaga Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/9)
| foto :  Jurnas

"Dalam pertemuan kemarin saya sampaikan komitmen Indonesia sebagai bagian peace keeping di Sudan. Sekarang ada satu batalyon yang akan kami siapkan untuk memenuhi permintaan PBB untuk menggantikan batalyon Thailand yang katanya sudah selesai dan kembali ke Tanah Air nya," ungkap Presiden SBY kepada wartawan dalam perjalanan udara dari Kairo menuju Jakarta, Kamis (7/2) siang.

Minggu, 10 Februari 2013

Alasan Kenapa Militer AS Dipusatkan ke Asia Pasifik dan Indonesia

Dalam kunjungan pertamanya ke Jakarta sebagai Panglima Komando Militer AS di Kawasan Pasifik (PACOM), Laksamana Samuel J. Locklear III menegaskan bahwa posisi Indonesia dan negara-negara lainnya di Asia Pasifik kini makin strategis di tengah perubahan dinamika kekuatan global. Itulah sebabnya AS dalam beberapa tahun terakhir menitikberatkan kepentingan keamanannya di Asia Pasifik. 

Armada Amerika Serikat di Kawasan Asia Pasifik
Armada Amerika Serikat di Kawasan Asia Pasifik

Dalam kunjungan selama tiga haari di Indonesia ini, Locklear tidak hanya menemui para petinggi keamanan dan militer setempat. Dia juga merasa perlu menemui para cendekiawan, mahasiswa hingga jurnalis dalam suatu acara di Jakarta, Jumat 8 Februari 2013, untuk menjelaskan pandangannya soal pergeseran fokus keamanan AS ke Asia Pasifik, yang pertama kali diumumkan Presiden Barack Obama pada November 2011.

Locklear menyebut pergeseran fokus itu sebagai "Perimbangan Kembali (Rebalance) Peran AS di Asia Pasifik." Dia menegaskan perimbangan yang dimaksud bukan bersifat konfrontatif atau untuk menyudutkan negara atau pihak tertentu. "Ini bukan hanya menyangkut militer tapi juga kebijakan, diplomasi, dan perdagangan... Perimbangan ini adalah suatu strategi kolaborasi dan kerjasama," kata Locklear.    

Lazada Indonesia

Berita Populer

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
free counters