PT PAL Persero berencana membuat kapal perang di Tanggamus melalui industri maritim.
Hal itu diungkapkan Firmansyah, Direktur Utama PT PAL yang meninjau demaga Kota Agung serta lokasi kawasan industri maritim. Dan selama ini BUMN tersebut cenderung memproduksi kapal untuk kepentingan militer.
"Bisa nanti di sini kami buat kapal perang karena PT PAL merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi kapal," kata Firmansyah, Kamis (28/2/2013).
Ia mengaku jika PT PAL memang memperluas tempat produksi dan Tanggamus jadi lokasi utama pengembangan perusahaan.
RIMIP Menjadikan Indonesia Produsen Kapal Perang Terbesar Di Kawasan
Kawasan industri terpadu kapal Republik Indonesia (Repindo) International Marine Industrial Park (RIMIP) di Tanggamus resmi diluncurkan, Selasa (17/7/2012). Tempat ini akan menjadi lokasi industri perkapalan terbesar di Asia Tenggara.
Launching RIMIP dilakukan Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Wilayah Industri Kementerian Perindustrian Dedi Mulyadi di Dermaga Batu Balai, Kecamatan Limau. Turut menyaksikan perwakilan Pemprov Lampung, Pemkab Tanggamus, serta warga sekitar Demaga Batu Balai.
Direktur Utama PT Repindo Jagad Raya, Rita Manik, mengungkapkan, industri perkapalan ini akan berdiri di lahan seluas sekitar 3.500 hektare. Posisi lahan tersebut memanjang dari Kecamatan Kota Agung Timur, Limau, hingga Cukuh Balak.
"Untuk pembangunan tahap awal, di lahan 262 hektare milik PT Pertamina di Dermaga Batu Balai," ujar Rita. "Tahap awal ini, kami membangun crude (terminal penampungan) untuk distribusi minyak wilayah Sumatera," imbuhnya.
Tahap selanjutnya, akan dibangun tiga galangan atau tempat pembuatan kapal baru. Masing-masing galangan kecil yang terbagi enam unit, menengah (empat unit), dan besar (dua unit).
Selain itu, bakal dibangun pula industri penunjang. Mulai dari pabrik logistik untuk material bahan kapal, kawasan pergudangan, hingga bangunan lepas pantai. Ini belum ditambah dengan ragam industri lainnya, seperti docking atau reparasi kapal dan ship recyle atau tempat rongsokan kapal.
"Selama ini, kami sudah mendirikan industri galangan kapal di Batam yang sekarang menjadi terbesar di Asia Tenggara. Tapi nantinya di sini (Tanggamus), akan lebih besar dari sana (Batam). Industri ini bukan milik perusahaan saja, tapi juga masyarakat dan daerah Tanggamus. Tempat ini akan menjadi penentu dalam industri maritim dunia," papar Rita.
Di Indonesia, RIMIP di Tanggamus merupakan industri perkapalan keempat setelah Surabaya, Cilegon, dan Batam. Menurut Rita, ketiganya sejauh ini masih kurang mengakomodasi produksi dan perbaikan kapal, sehingga diperlukan tempat baru.
"Pilihan kami berinvestasi di sini, karena kondisi perairan Teluk Semaka yang tenang tapi dalam. Perairan ini sangat mendukung untuk industri maritim. Begitu juga dengan kondisi masyarakat yang kooperatif," jelas Rita.
Cilegon Penuh
Anggaran pembangunan tahap awal dialokasikan sebesar Rp 1,8 triliun. Pembangunan tahap awal direncanakan selesai dalam dua tahun. Secara keseluruhan, proyek ini ditargetkan baru rampung pada 2031 mendatang.
"Pendirian industri maritim di sini merupakan salah satu dari rencana pengembangan enam koridor potensi ekonomi di Indonesia," ujar Dirjen Pengembangan Wilayah Industri Kementerian Perindustrian Deddi Mulyadi.
Deddi mengungkapkan, kawasan industri perkapalan di Cilegon saat ini sudah penuh, sehingga diperlukan kawasan baru. Salah satu lokasi yang terpilih adalah Tanggamus. "Nantinya (diharapkan) bisa memudahkan investor industri, karena akan lebih terarah. Selain itu, lokasi ini bisa berkembang lebih optimal," kata Deddi. (Tribun)
Strategi Militer Indonesia - Menyuguhkan informasi terbaru seputar pertahanan dan keamanan Indonesia
Cari Artikel di Blog Ini
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berita Populer
-
Pelaku penyerangan di Lapas Cebongan akhirnya terungkap. Mereka adalah 11 anggota Grup 2 Kopassus Kartosuro, Solo, Jawa Tengah. Pernyataan ...
-
AH-64E Apache Untuk Indonesia merupakan tipe terbaru walau bukan tercanggih (AH-64D Longbow sebagaimana dimiliki Angkatan Darat Singapura) ...
-
Untuk memenuhi Minimum Essential Force (MEF), Indonesia telah memilih pesawat Sukhoi Su-35, sekaligus menggantikan peran F-5 Tiger yang suda...
-
Pengakuan soal ketangguhan Tentara Nasional Indonesia di hadapan militer dunia lainnya seakan tak habis-habis. Setelah kisah Kopaska AL ata...
-
Pembebasan Irian Barat dari Penjajah NUKILAN peristiwa bersejarah dari sebuah catatan seorang prajurit Siliwangi dalam Operasi Trikor...
-
Kasus penembakan empat tahanan Polda DIY di Lapas Cebongan, Sleman, DIY, yang dilakukan 11 personel Komando Pasukan Khusus (Kopassus), memb...
-
WNI kembali diculik oleh kelompok yang diyakini sebagai militan Abu Sayyaf. Padahal sebelumnya sudah ada perjanjian antara RI, Malaysia, dan...
-
Masih ingat dengan drone combatan yang tengah dirancang Indonesia? Ya siapalagi kalo bukan Drone Medium Altitude Long Endurance Black Eagle....
-
TNI AL memberangkatkan satuan tugas gabungan ke Latihan Bersama Multilateral RIMPAC 2014, di Pearl Harbour, Honolulu, Hawaii, memakai KRI Ba...
-
Selain pembelian Su-35, Rusia juga telah memulai pembicaraan awal dengan Indonesia terkait pengiriman kapal selam diesel-elektrik (kelas Kil...
Bagus...! Indonesia harus punya kapal perang yg banyak (klo perlu kelas FREGRAT atau KORVET semua) dan diproduksi didalam negeri sendiri. Supaya dalam penggunaannya untuk melindungi NKRI, tidak ada intervensi dari pihak asing
BalasHapus